Jumat, 24 Januari 2014

Sudah cukup



Sudah kucoba mengerti perasaan ini
Tapi tetap saja, wajah sendumu masih mengganggu
Sudah kucoba mengerti waktu
Tapi tetap saja, sorot matamu mengusik

Sudah cukup tentangmu
Sudah cukup tentangku
Sudah cukup tentang kita
Sudah cukup berdua saja

Seperti fajar yang berganti senja
Seperti mentari yang tenggelam dalam malam
Semoga kini kita berada diantara petang
Sekilas berlalu, habis itu membisu

Sudah cukup kau disini
Kini aku harus pergi
Sebelum malam semakin larut
Dan habis waktuku pulang

Sudah cukup!
Sudah cukup!

Blitar, 24 Januari 2014
Ahmad Fahrizal Aziz

Senin, 20 Januari 2014

Semakin jauh



Kau semakin jauh
Semakin tak tersentuh
Hilang ditengah awan
Dan bias diantara mendung
Lambat laun, kau akan menjadi hujan

Hujan yang pabila datang membawa rindu
Dan rindu itu hanya bisa kutunggu

Tapi sebelum aku pergi, aku ingin bertanya
Apakah menurutmu aku pantas bersedih?
Kau mungkin hanya tersenyum
Pun dengan diriku
Dan kini aku harus benar-benar pergi.

Terima kasih

Malang, 20 Januari 2014
Ahmad Fahrizal Aziz

Melepas-mu



Ini jalan berliku, Tuhan
Apakah aku mampu menjalaninya?
Sesekali kau tiupkan kekuatan
Terima kasih, itulah yang membuatku kuat.

Tuhan, aku tahu jika hidup tak sesederhana itu
Hidup memang bukan soal perasaan seseorang
Tapi hidup adalah sebuah kompleksitas
Apakah aku harus menangis, Tuhan?

Hahaha, kadang aku ingin tertawa sendiri
Aku terlalu rapuh untuk mecoba tegar
Tuhan, aku tak ingin ini itu
Aku hanya ingin berada di dekatmu

Tuhan, karena didekatmu aku merasa nyaman
Aku ingin kembali denganmu
Sebelum lelah hati ini merenggut semuanya
Sebelum luka ini mengikis diriku

Tuhan, aku ingin dekat
Agar aku kuat, agar aku tak terikat
Terima kasih.. Terima kasih..

Malang , 20 Januari 2014
Ahmad Fahrizal Aziz

Minggu, 19 Januari 2014

Jika itu tentang-mu



Aku tak berani lagi berkata
Jika itu tentang-mu
Aku tak berani lagi berharap
Jika itu tentang-mu
Aku tak berani lagi berkhayal
Jika itu tentang-mu
Aku tak berani lagi berseloroh
Jika itu tantang-mu

Ini bukan masalah benci
Bukan pula karena hati yang tersakiti
Ini hanya sebuah ekspresi nurani
Tentang keadaan yang tak bisa dinanti

Jika itu tentang-mu
Lebih baik aku membisu
Jika itu tentang-mu
Lebih baik aku membatu

Aku tak bersedih, tidak!
Aku hanya tahu diri
Jika takdir tak pernah bisa diterka
Begitupun dengan kisah ini

Baiklah, baiklah
Aku pergi! Pergi! Pergi!
Selamat tinggal!
Sampai jumpa!


Malang, 19 Januari 2014
Ahmad Fahrizal Aziz

Minggu, 27 Oktober 2013

Hujan, siapakah engkau?


Seperti menyeduh aroma masa lalu
Kau hadir disaat rapuh relungku mengeja keadaan
Bias suaramu, menukil kisah yang pernah tergambar jelas di memori otakku
Dengan sedikit tersedu, terbayang lagi senyum itu dalam ketiadaan

Seindah apapun nyanyian, Hujan jauh lebih merdu
Karena iramanya seperti sihir yang menenggelamkanku dalam lautan kerinduan
Sesak memang, karena masa itu tlah tiada, hanya kata rindu yang mewakili
Bertambah hening, karena terkadang kita tak tahu apa yang kita rindukan

Setidaknya, kita bisa menikmatinya
Menikmati kehampaan itu, menikmati rintik syahdunya
Menikmati cumbuan mesranya? Entahlah.
Seperti tanya, namun begitu terasa

Atau kita terlampau melankolis?
Hujan hanya siklus biasa, tak ada yang istimewa, tak ada yang perlu di cerna
Semua hanya kehendak Tuhan, tak perlu dilebih-lebihkan
Biarkan itu berjalan

Namun, aku begitu menikmati hujan
Setidaknya kita bisa berlama-lama di teras depan
Merenungi rintik demi rintik yang terngiang laksana pesan langit
Mengeja kehadirannya yang kadang menentramkan jiwa

Hujan .....
Siapakah engkau?
Makhluk kah? Atau hanya tetesan air?
Tapi aku begitu merasakan getaran rohmu


Malang, 28 Oktober 2013

Minggu, 06 Oktober 2013

Drama itu belum berakhir


Drama itu belum berakhir
Kian hari membuat kita khawatir
Namun semua orang tak henti-hentinya memilintir
Sampai kapan? Hingga negeri ini terjungkir?

Sanitasi politik yang anyir
Mengundang aroma tak sedapnya
Betapa muaknya kita
Yang tak tahu apa-apa

Drama itu terus berdarah-darah
Berapa banyak lagi yang tertumpah?
Kita hanya bisa menduga pilu
Dalam deru kehidupan yang semakin menyesakkan

Ini bukan lagi permainan
Ini sudah keterlaluan
Bukan lagi memberikan tawa
Tapi sudah menyangkut nyawa manusia

Gila !!!
Sampai kapan terus bermain drama?
Sampai terdengar suara amuk neraka
Atau sampai lenyapnya irama surga?

Entahlah.

Malang, 6 Oktober 2013

A Fahrizal Aziz

Minggu, 08 September 2013

Segala tentangmu

Segala tentangmu
Nampak syahdu
Penuh rindu
Dan bayang-bayang mencumbu

Segala tentangmu
Membakar pikiran
Menelikung kesunyian
Menebar serpihan angan

Segala tentangmu
Meneduhkan
Menggairahkan
Menenggelamkan


Blitar, 13 agustus 2013