Jendela puisi Ahmad Fahrizal Aziz

.::ada jiwa dalam kata-kata::.

Minggu, 04 Januari 2009

Tersesat di persimpangan


Ku berlari mencari arti
Namun tiada satupun kutemui
Ku berlari mencari jati diri
Dan kuterhenti di persimpangan ini

Sudut kehidupan tlah kubaca
Terkadang tak mudah ku cerna
Tiupan angan kurasa mesra
Namun tak jelas arahnya.

Blitar, 4 januari 2009
Di tulis oleh Unknown
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Telaga Puisi si Fahri

  • Aku dan Tuhanku : sebuah protes
  • Aku dulu
  • Atheis
  • Bahasa Kesunyian
  • Bangsa basi
  • Ber-Tuhan Perasaan
  • Bersua luka
  • Cinta Sejati
  • Dan disana
  • Definisi Luka
  • Dirinya
  • Doa Kematian
  • Drama itu belum berakhir
  • Getar cumbu yang merayu
  • Harusnya
  • Hidup kedua
  • Hidup sederhana
  • Hujan
  • Ingatlah
  • Ingin menikmatimu
  • Jika itu tentang-mu
  • Ku ingin melukis senyum diwajahmu
  • Labuhan lain
  • Luka bangsa
  • Lupakan Angan
  • Matamu dan Mataku
  • Melawan Kenyataan
  • Melebur
  • Melepasmu
  • Memaknai cinta
  • Membuka Mata
  • Mencoba sempurna
  • Misteri Sunyi
  • Musisi malam
  • Sahabat
  • Sang pengagum
  • Satu hati
  • Segala tentangmu
  • Sejenak saja
  • Semakin jauh
  • Sepasang sayap
  • siapakah engkau?
  • Suara indahMu
  • Sudah cukup
  • Surat Untuk Pemuda
  • Tak perlu disesali
  • Tak sejalan
  • Tergugu rindu
  • Tersesat di persimpangan
  • Tiada yang salah dengan dirimu
  • Yang terpendam

no cpy

Puisi Fahri. Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.